Senin, 31 Mei 2010

Indonesia di Tengah Krisis Keuangan Global

Yayasan Jerman, Friedrich Ebert Stiftung dalam sebuah laporannya mengeluarkan prognosa laporan situasi Indonesia di tengah krisis keuangan global. Pengaruh krisis keuangan global, yang memuncak dengan ambruknya berbagai institusi keuangan di Amerika Serikat September 2008 lalu, dan menggoncang Eropa juga Jepang dan Cina memang tidak terasa langsung di Indonesia. Meskipun demikian khususnya sektor-sektor industri yang berorientasi ekspor seperti industri elektronik, rotan dan terutama industri tekstil yang meliputi dua juta lapangan kerja, akan sangat terpengaruh akibat menurunnya permintaan dari Eropa dari Amerika Serikat yang tentu saja berdampak pada produksi.



„Saya rasa efeknya baru benar-benar terasa di Indonesia dua hingga tiga bulan lagi, karena sekarang masih dikerjakan pesanan-pesanan dari masa Natal, Tahun Baru Cina. Apalagi masih banyak permintaan misalnya untuk bahan tekstil, sehubungan pemilu di Indonesia.“



Demikian disampaikan Erwin Schweißhelm, pimpinan Friedrich Ebert Stiftung Indonesia yang mengeluarkan laporan.



Lebih lanjut dalam prognosa krisis keuangan tersebut Schweißhelm mengatakan: "Penurunan ini juga terlihat pada konsumsi dalam negeri. Bulan Januari misalnya, penjualan sepeda motor turun 22 persen. Saya juga membaca di Jakarta Post, jumlah orang yang mengunjungi bioskop, makan di restoran menurun.“



Krisis keuangan dunia saat ini mengingatkan pada krisis moneter Asia tahun 1998. Indonesia merupakan negara yang membutuhkan waktu paling lama untuk kembali pulih dari krisis Asia, yakni selama 8 tahun.



Namun menurut Erwin Schweißhelm, sulit untuk membandingkan kedua krisis tersebut. Krisis Asia hanya menyangkut ekonomi dan keuangan Asia, sedangkan di Eropa dan Amerika Serikat situasi ekonomi berjalan baik dan terdapat pertumbuhan ekonomi. Artinya negara-negara di Asia yang dilanda krisis cepat pulih, dan relatif sangat cepat kembali mengalami pertumbuhan ekonomi.



Juga dewasa ini Indonesia sudah memiliki pasar tenaga kerja reguler dan serikat pekerja yang lebih kuat, yang tidak akan menerima pemutusan hubungan kerja tanpa melakukan perlawanan. Sejak Desember 2008, militer dan polisi sudah melakukan berbagai latihan bersama untuk mengantisipasi terjadinya kerusuhan, juga terutama dalam rangka pemilu. Selain itu serikat pekerja telah mengajukan usulan konstruktif untuk mengatasi krisis dan meminta pembentukan dewan krisis yang anggotanya terdiri dari pihak perusahaan dan serikat pekerja, yayasan untuk pembayaran pesangon, penurunan bea impor dan penaikan tingkat bebas pajak. Tapi menurut Erwin Schweißhelm, PHK dan demonstrasi dalam dua atau tiga bulan mendatang tampaknya sulit dihindari.



Dalam laporan Friedrich Ebert Stiftung "Krisis Keuangan Juga Tiba di Indonesia“ Erwin Schweißhelm menilai positif manajemen pemerintah Indonesia saat ini. Menteri keuangan dan direktur bank Indonesia cukup kompeten dan profesional. Pemerintah juga melakukan tindakan antisipasi seperti negara-negara lainnya, seperti investasi besar-besaran di bidang infra struktur, peringanan pajak. Semuanya ini membantu mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi.



Lebih jauh Erwin Schweißhelm mengatakan: "Jika prognosa saat ini benar, walaupun dalam situasi krisis seperti ini tidak boleh mengabaikan rasa pesimis, karena setiap hari prognosa dapat berubah. Tapi untuk tahun 2009 ini Indonesia masih memiliki prognosa angka pertumbuhan ekonomi sebesar 4,4 persen. Bila kita membandingkan dengan prognosa pertumbuhan ekonomi Jerman minus dua persen.“



Pimpinan yayasan Jerman Friedrich Ebert Stiftung itu juga melihat keuntungan situasi Indonesia yang tidak terlalu terintegrasi pada pasar dunia, seperti halnya Malaysia atau Thailand. Juga dengan cukup besarnya pasar dalam negeri, sebenarnya Indonesia masih boleh optimis di tengah krisis keuangan global saat ini. Walaupun tentu saja di dunia global, yang tengah mengalami krisis ekonomi global, tidak satu pun negara mampu mengambil tindakan sendiri yang harus dilakukan untuk keluar dari krisis. Juga sejauh mana keberhasilan Indonesia mengatasi krisis kali ini, tergantung dari bagaimana negara di belahan dunia lainnya pulih dari krisis keuangan global saat ini.

tugas ekonomi

KRETERIA PENILAIAN INVESTASI

Investasi ditinjau dari aspek keuangan yang perlu dilakukan dengan beberapa kriteria.Kriteria ini sangat tergantung dari kebutuhan masing-masing perusahaan dan metode mana yang akan digunakan.

Setiap penilaian layak diberikan nilai yang standar untuk usaha yang sejenis dengan cara membandingkan dengan rata-rata industri atau target yang telah di tentukan.

Dalam penilaian suatu usaha hendaknya penilai menggunakan beberapa metode sekaligus artinya semakin banyak metode yang digunakan , semakin banyak juga memberikan gambaran yang lengkap sehingga di harapkan memberikan hasilyang akan di peroleh menjadi lebih sempurna.

Kriteria yang di gunakan untuk menentukan kelayakan suatu usaha atau investasi adalah :

1. Payback Period (PP)

2. Average Rate of Return (ARR)

3. Net Present Value (NPV)

4. Internal Rate of retuen (IRR)

5. Profitability Index (PI)

6. Serta berbagai rasio keuangan seperti rasio likuiditas,solvabilitas,aktifitas dan probilitas.Penggunaan rasio keuanga ini sebaiknya digunakan atas pemberin pinjaman kepada usaha yang sudah pernah berjalan sebelumnya atau sedang berjalan.

1. Payback Period (PP)

Metode payback period (PP) merupakan teknik penilaian terhadap jangka waktu pengenbalian investasi suatu proyek atau usaha.Ada 2 macam model perhitungan yang akan digunakan dalam menghitung masa pengembalian investasi sebagai berikut :

a. Apabila kas bersih setiap tahun sama.

b. Apabila kas bersih setiap tahun berbeda.

Untuk menilai apakah usaha layak di terima atau tidak dari segi PP,makan hasil perhitungan tersebut harus sebagai berikut :

1. PP sekarang lebih kecil dari umur investasi.

2. Dengan membandingkan rata-rata industri unit usaha sejenis.

3. Sesuai dengan target perusahaan.

Kelemahan metode ini sebagai berikut :

1.mengabaikan time value of money.

2. Tidak mempertimbangkan arus kas yang terjadi setelah masa pengembalian.

2. Average Rate of Return (ARR).

Cara untuk menukur rata-rata pengembalianbunga dengan cara membandingkan antara rata-rata laba sebelum pajak (EAT) dengan rata-rata investasi.

3. Net Present value (NPV)

Merupakan perbandingan antara PV kas bersih dengan PV investasi selama umur investasi.

4. Internal Rate of Return

Merupakan alat untuk mengukur tingkat pengembalian hasil intern.

5. Profitability Index

Merupakan rasio aktifitas dari jumlah nilai sekarang penerimaan bersih dengan nilai sekarang pengeluaran investasi selama umur investasi.
KRETERIA PENILAIAN INVESTASI

Investasi ditinjau dari aspek keuangan yang perlu dilakukan dengan beberapa kriteria.Kriteria ini sangat tergantung dari kebutuhan masing-masing perusahaan dan metode mana yang akan digunakan.

Setiap penilaian layak diberikan nilai yang standar untuk usaha yang sejenis dengan cara membandingkan dengan rata-rata industri atau target yang telah di tentukan.

Dalam penilaian suatu usaha hendaknya penilai menggunakan beberapa metode sekaligus artinya semakin banyak metode yang digunakan , semakin banyak juga memberikan gambaran yang lengkap sehingga di harapkan memberikan hasilyang akan di peroleh menjadi lebih sempurna.

Kriteria yang di gunakan untuk menentukan kelayakan suatu usaha atau investasi adalah :

1. Payback Period (PP)

2. Average Rate of Return (ARR)

3. Net Present Value (NPV)

4. Internal Rate of retuen (IRR)

5. Profitability Index (PI)

6. Serta berbagai rasio keuangan seperti rasio likuiditas,solvabilitas,aktifitas dan probilitas.Penggunaan rasio keuanga ini sebaiknya digunakan atas pemberin pinjaman kepada usaha yang sudah pernah berjalan sebelumnya atau sedang berjalan.

1. Payback Period (PP)

Metode payback period (PP) merupakan teknik penilaian terhadap jangka waktu pengenbalian investasi suatu proyek atau usaha.Ada 2 macam model perhitungan yang akan digunakan dalam menghitung masa pengembalian investasi sebagai berikut :

a. Apabila kas bersih setiap tahun sama.

b. Apabila kas bersih setiap tahun berbeda.

Untuk menilai apakah usaha layak di terima atau tidak dari segi PP,makan hasil perhitungan tersebut harus sebagai berikut :

1. PP sekarang lebih kecil dari umur investasi.

2. Dengan membandingkan rata-rata industri unit usaha sejenis.

3. Sesuai dengan target perusahaan.

Kelemahan metode ini sebagai berikut :

1.mengabaikan time value of money.

2. Tidak mempertimbangkan arus kas yang terjadi setelah masa pengembalian.

2. Average Rate of Return (ARR).

Cara untuk menukur rata-rata pengembalianbunga dengan cara membandingkan antara rata-rata laba sebelum pajak (EAT) dengan rata-rata investasi.

3. Net Present value (NPV)

Merupakan perbandingan antara PV kas bersih dengan PV investasi selama umur investasi.

4. Internal Rate of Return

Merupakan alat untuk mengukur tingkat pengembalian hasil intern.

5. Profitability Index

Merupakan rasio aktifitas dari jumlah nilai sekarang penerimaan bersih dengan nilai sekarang pengeluaran investasi selama umur investasi.
KRETERIA PENILAIAN INVESTASI

Investasi ditinjau dari aspek keuangan yang perlu dilakukan dengan beberapa kriteria.Kriteria ini sangat bergantung dari kebutuhan masing-masing perusahaan dan metode mana yang akan digunakan.

Setiap penilaian layak diberikan nilai yang standar untuk usaha yang sejenis dengan cara membandingkan dengan rata-rata industri atau target yang telah di tentukan.

Dalam penilaian suatu usaha hendaknya penilai menggunakan beberapa metode sekaligus artinya semakin banyak metode yang digunakan , semakin banyak juga memberikan gambaran yang lengkap sehingga di harapkan memberikan hasilyang akan di peroleh menjadi lebih sempurna.

Kriteria yang di gunakan untuk menentukan kelayakan suatu usaha atau investasi adalah :

1. Payback Period (PP)

2. Average Rate of Return (ARR)

3. Net Present Value (NPV)

4. Internal Rate of retuen (IRR)

5. Profitability Index (PI)

6. Serta berbagai rasio keuangan seperti rasio likuiditas,solvabilitas,aktifitas dan probilitas.Penggunaan rasio keuanga ini sebaiknya digunakan atas pemberin pinjaman kepada usaha yang sudah pernah berjalan sebelumnya atau sedang berjalan.

1. Payback Period (PP)

Metode payback period (PP) merupakan teknik penilaian terhadap jangka waktu pengenbalian investasi suatu proyek atau usaha.Ada 2 macam model perhitungan yang akan digunakan dalam menghitung masa pengembalian investasi sebagai berikut :

a. Apabila kas bersih setiap tahun sama.

b. Apabila kas bersih setiap tahun berbeda.

Untuk menilai apakah usaha layak di terima atau tidak dari segi PP,makan hasil perhitungan tersebut harus sebagai berikut :

1. PP sekarang lebih kecil dari umur investasi.

2. Dengan membandingkan rata-rata industri unit usaha sejenis.

3. Sesuai dengan target perusahaan.

Kelemahan metode ini sebagai berikut :

1.mengabaikan time value of money.

2. Tidak mempertimbangkan arus kas yang terjadi setelah masa pengembalian.

2. Average Rate of Return (ARR).

Cara untuk menukur rata-rata pengembalianbunga dengan cara membandingkan antara rata-rata laba sebelum pajak (EAT) dengan rata-rata investasi.

3. Net Present value (NPV)

Merupakan perbandingan antara PV kas bersih dengan PV investasi selama umur investasi.

4. Internal Rate of Return

Merupakan alat untuk mengukur tingkat pengembalian hasil intern.

5. Profitability Index

Merupakan rasio aktifitas dari jumlah nilai sekarang penerimaan bersih dengan nilai sekarang pengeluaran investasi selama umur investasi.

Senin, 05 April 2010

SOLUSI MASALAH PENDIDIKAN YANG DI AJUKAN OLEH PEMERINTAH

SOLUSI MASALAH PENDIDIKAN YANG DI AJUKAN OLEH PEMERINTAH
Mengenai masalah pedidikan, perhatian pemerintah kita masih terasa sangat minim. Gambaran ini tercermin dari beragamnya masalah pendidikan yang makin rumit. Kualitas siswa masih rendah, pengajar kurang profesional, biaya pendidikan yang mahal, bahkan aturan UU Pendidikan kacau. Dampak dari pendidikan yang buruk itu, negeri kita kedepannya makin terpuruk. Keterpurukan ini dapat juga akibat dari kecilnya rata-rata alokasi anggaran pendidikan baik di tingkat nasional, propinsi, maupun kota dan kabupaten.
Penyelesaian masalah pendidikan tidak semestinya dilakukan secara terpisah-pisah, tetapi harus ditempuh langkah atau tindakan yang sifatnya menyeluruh. Artinya, kita tidak hanya memperhatikan kepada kenaikkan anggaran saja. Sebab percuma saja, jika kualitas Sumber Daya Manusia dan mutu pendidikan di Indonesia masih rendah. Masalah penyelenggaraan Wajib Belajar Sembilan tahun sejatinya masih menjadi PR besar bagi kita. Kenyataan yang dapat kita lihat bahwa banyak di daerah-daerah pinggiran yang tidak memiliki sarana pendidikan yang memadai. Dengan terbengkalainya program wajib belajar sembilan tahun mengakibatkan anak-anak Indonesia masih banyak yang putus sekolah sebelum mereka menyelesaikan wajib belajar sembilan tahun. Dengan kondisi tersebut, bila tidak ada perubahan kebijakan yang signifikan, sulit bagi bangsa ini keluar dari masalah-masalah pendidikan yang ada, apalagi bertahan pada kompetisi di era global.
Kondisi ideal dalam bidang pendidikan di Indonesia adalah tiap anak bisa sekolah minimal hingga tingkat SMA tanpa membedakan status karena itulah hak mereka. Namun hal tersebut sangat sulit untuk direalisasikan pada saat ini. Oleh karena itu, setidaknya setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk mengenyam dunia pendidikan. Jika mencermati permasalahan di atas, terjadi sebuah ketidakadilan antara si kaya dan si miskin. Seolah sekolah hanya milik orang kaya saja sehingga orang yang kekurangan merasa minder untuk bersekolah dan bergaul dengan mereka. Ditambah lagi publikasi dari sekolah mengenai beasiswa sangatlah minim.
Sekolah-sekolah gratis di Indonesia seharusnya memiliki fasilitas yang memadai, staf pengajar yang berkompetensi, kurikulum yang tepat, dan memiliki sistem administrasi dan birokrasi yang baik dan tidak berbelit-belit. Akan tetapi, pada kenyataannya, sekolah-sekolah gratis adalah sekolah yang terdapat di daerah terpencil yang kumuh dan segala sesuatunya tidak dapat menunjang bangku persekolahan sehingga timbul pertanyaan ,”Benarkah sekolah tersebut gratis? Kalaupun iya, ya wajar karena sangat memprihatinkan.”

RINGKASAN MATERI DEPRISIASI DAN PAJAK PENDAPATAN

RINGKASAN MATERI DEPRISIASI DAN PAJAK PENDAPATAN
Depresiasi adalah penurunan dalam nilai fisik Negara yang seiring dengan waktu dan penggunaannya. Dalam konsep akuntansi, depresiasi adalah pemotongan tahunan terhadap pendapatan sebelum pajak sehingga pengaruh waktu dan penggunaan atas nilai egar dapat terwakili dalam laporan keuangan suatu perusahaan. Depresiasi adalah biaya non-kas yang berpengaruh terhadap pajak pendapatan.
Properti yang dapat didepresiasi harus memenuhi ketentuan berikut:
1. Harus digunakan dalam usaha atau dipertahankan untuk menghasilkan pendapatan.
2. Harus mempunyai umur manfaat tertentu, dan umurnya harus lebih lama dari setahun.
3. Merupakan sesuatu yang digunakan sampai habis, mengalami peluruhan/ kehancuran, usang, atau mengalami pengurangan nilai dari nilai asalnya.
4. Bukan inventaris, persediaan atau stok penjualan, atau Negara yang investasi.
Properti yang dapat didepresiasi dikelompokkan menjadi:
- nyata (tangible): dapat dilihat atau dipegang. Terdiri dari egara y personal (personal property) seperti : mesin-mesin, kendaraan, peralatan, egara y dan item-item yang sejenis; dan egara y riil (real property) seperti tanah dan segala sesuatu yang dikeluarkan dari atau tumbuh atau berdiri di atas tanah tersebut
- tidak nyata (intangible). Properti personal seperti hak cipta, paten atau franchise.
Definisi-Definisi
Basis, atau basis harga: biaya awal untuk mendapatkan egar (harga beli ditambah pajak), termasuk biaya transportasi dan biaya lain sampai egar tersebut dapat digunakan sesuai fungsinya.
Basis (harga) yang disesuaikan: harga awal egar disesuaikan dengan kenaikan atau penurunan yang diperkenankan. Misal: biaya perbaikan egar dengan umur manfaat lebih dari setahun meningkatkan basis harga awal, dan kecelakanna atau kecurian menurunkan harga awal.
Nilai (harga) buku: nilai egara y ( egar) sesuai dengan laporan akuntansi, yang mewakili jumlah modal yang masih diinvestasikan pada egar tersebut. Sama dengan harga awal (termasuk segala penyesuaian) dikurangi dengan pengurangan karena depresiasi. Nilai buku suatu egar pada akhir tahun ke-k dirumuskan dengan:
K
(Nilai buku) k= basis harga yang disesuaika n – Σ (penguranga n depresiasi)
j=1
Harga pasar: nilai yang dibayar seorang pembeli kepada penjual egar dimana masing-masing mendapatkan keuntungan dan bertindak tanpa paksaan.
METODA–METODA DEPRESIASI
Tapi sebelumnya anda harus mengetahui terlebihdahulu arti dari harga perolehan, nlai residu, dan masa manfaat. Harga perolehan adalah semua biaya yang dikeluarkan selama 1 kali untuk membeli suatu peralatan. Nilai residu adalah taksiran nilai tunai aktiva pada akhir masa manfaat aktiva tsb. Sedangkan masa manfaat adalah jangka waktu pemakaian aktiva yang diharapkan oleh perusahaan.
Metode Perhitungan Depresiasi
Secara umum, metode perhitungan depresiasi dibagi dua, yaitu:
1. Metode klasik, terdiri dari:
a. Metode garis lurus (straight-line, SL)
b. Metode declining balance (DB)
c. Metode sum-of-the-years-digits (SYD)
2. Sistem perolehan biaya dipercepat termodifikasi (Modified Accelerated Cost Recovery System, MACRS)
Metode Garis Lurus
Metode ini mengasumsikan bahwa egar terdepresiasi secara konstan setiap tahunnya selama umur manfaatnya.
Dk=( B−SVN )
N
dk* = k dk untuk 1 ≤ k ≤ N
BVk = B − dk*
dimana:
N = umur manfaat
B = basis harga, termasuk penyesuaian
dk = pengurangan depresiasi pada tahun ke k (1 ≤ k ≤ N)
BVk = nilai buku pada akhir tahun ke k
SVN = perkiraan nilai sisa pada akhir tahun ke N
d*k = depresiasi kumulatif selama tahun ke k
Metode Declining Balance
Metode ini sering disebut metode presentase tetap atau Rumus Matheson. Diasumsikan bahwa depresiasi biaya tahunan merupakan presentase tetap dari nilai buku dari akhir tahun (BV) pada permulaan tahun yang baru. Rasio depresiasi dalam setiap satu tahun terhadap BV pada permulaan tahun adalah tetap di seluruh umur egar dan ditandai dengan R ( 0 ≤ R ≤ 1 ). Dalam metode ini R = 2/N saat dipakai keseimbangan menurun 200% dan N = umur depresiasi egar. Berikut ini adalah relasi yang tepat untuk metode keseimbangan menurun:
d1 = B®
dk = B(1-R)k-1®
dk = B[1- (1-R)k]
BVk = B(1-R)k
BVN = B(1-R)N
Metode Sum-of-the-Years-Digits (SYD)
Untuk menghitung deduksi depresiasi dengan metode ini, angka-angka yang berkaitan dengan angka untuk setiap umur tahun yang diizinkan berada dalam urutan pertama dalam urutan yang terbalik. Lalu, jumlah dari angka-angka itu ditentukan.Faktor depresiasi untuk setiap tahun merupakan angka dari daftar urutan terbalik untuk tahun tersebut dibagi dengan jumlah angkanya.
Metode produksi-unit
Semua metode depresiasi yang dibahas di sini berdasarkan pada waktu yang sudah lewat, yang mana teori tersebut menyatakan bahwa nilai barang yang menurun sebagian besar adalah fungsi dari waktu. Jika penurunan nilai kebanyakan karena fungsi pemakaian, depresiasi berdasarkan metodenya mungkin tidak terefleksi dalam bentuk tahun. Metode produkis-unit biasa dipakai dalam kasus seperti ini.
Arti dari pajak pendapatan
Pajak pendapatan dinilai sebagai suatu fungsi dari pendapatan kotor dikurangi dengan deduksi yang diizinkan. Hal itu dilakukan oleh ederal, kebanyakan egara bagian, dan terkadang oleh pemerintah kotamadya. Pajak pendapatan biasanya merupakan jenis pajak yang paling signifikan untuk dipakai dalam analisis ekonomi teknik.
Pajak pendapatan adalah, pajak yang di kalkulasikan selama satu tahun dari tanggal 1 Januari sampai 31 Desember dan anda harus membayar pajak tersebut,dan surat pajak pendapatan tersebut dikeluarkannya dari tanggal 16 Februari sampai 15 Maret.
Alasan mempertimbangkan pajak pendapatan dalam mengevaluasi proyek-proyek teknis: pajak pendapatan yang terkait dengan rencana proyek mewakili arus kas keluar utama yang harus dipertimbangkan dengan arus kas masuk dan keluar lainnya dalam mengkaji keuntungan ekonomi total dari proyek. Pajak pendapatan merupakan salah satu jenis pengeluaran dan penghematan pajak pendapatan identik dengan pengurangan pengeluaran (seperti penghematan dalam biaya perawatan)
Tingkat Pajak Pendapatan Perusahaan Efektif (Marginal)
Meskipun undang-undang dan regulasi pajak dari kebanyakan egara bagian dengan pajak pendapatan yang memiliki features dasar yang sama seperti undang-undang dan regulasi federal, terdapat variasi yang signifikan dalam tingkat pendapatan pajak. Pajak pendapatan egara bagian dalam kebanyakan kasus kurang dari pajak federal dan perkiraan dekatnya sering dari peringkat 6% sampai 12% dari pendapatan kena pajak. Tidak akan ada pembahasan secara rinci tentang pajak pendapatan egara bagian.
• Cara pembayaran pajak (laporan keputusan pembayaran pajak dan pajak terhadap sumber pendapatan)
Untuk orang yang mempunyai pekerjaan berdagang, diwajibkan untuk menghitung jumlah pendapatan dan biaya keperluan anggaran belanja dan lain sebagainya,kemudian menyerahkannya langsung ke lembaga perpajakan. Cara ini disebut (laporan keputusan pembayaran pajak). Dan kebalikannya pada orang yang berkerja di perkantoran atau disebut juga orang yang mendapatkan upah gaji dan bonus dari perusahaan,mereka ini tidak membuat laporan keputusan pembayaran pajak. Yang melakukannya adalah perusahaannya dengan cara pemotongan upah gaji perbulannya untuk pembayaran pajak pendapatan dan pembayarannya telah terurus. Cara ini disebut “ pajak terhadap sumber pendapatan”

usahan

USAHA WARUNG INTERNET (WARNET)

Modal awal Rp.70.400.000

Pengeluaran

biaya bahan baku Rp.50.000.000

biaya sewa bangunan Rp.10.000.000 / TAHUN

biaya gaji pegawai Rp.4.800.000 / TAHUN

Rp.64.800.000

Omzet tahun Rp130.000.000

laba Rp.65.200.000

USAHA NASI PADANG

Modal awal Rp.10.000.000

Pengeluaran

biaya bahan baku Rp.400.000

biaya sewa bangunan Rp.8.000.000 / TAHUN

biaya gaji pegawai Rp.1.200.000 / TAHUN

Rp.9.600.000

Omzet / TAHUN Rp.48.000.000

laba Rp.34.800.000

USAHA CAFETARIA

Modal awal Rp.40.000.000

Pengeluaran

biaya bahan baku Rp.15.000.000

biaya sewa bangunan Rp.15.000.000 / TAHUN

biaya gaji pegawai Rp.4.800.000 / TAHUN

Rp.34.800.000

Omzet / TAHUN Rp.40.000.000

laba